Skip to main content

Flashback, Horornya Corona di Indonesia

Bagus Sle.
Bagus Sle.

Ketentuan aturan yang labil menimbulkan 'pemberontakan' pada anak-anak bangsa negara Indonesia yang pada saatnya nanti akan 'meledaknya' jumlah penderita virus ini, yang akan berakibat pada semakin meluasnya wilayah yang terjangkit, dan semakin menyasar pada masyarakat kelas miskin. Padahal kita tahu, bahwa sumber virus di negara Indonesia ini berawal dari orang kaya dan para pejabat utama negara ini. 

Jangan pernah lupakan kalimat, "Orang miskin jangan menularkan penyakitnya pada yang kaya." Dan, melihat situasi saat ini, mereka itu akan membuat kalimat ini menjadi benar di masa yang akan datang. Agar ada bahan 'jualan' saat kampanye berikutnya.

Says melihat ini jauh ke depan. Pada resiko yang akan kemungkinan besar akan kita hadapi. 

Pertama, pada awal-awal kehebohan, muslim sudah diarahkan untuk tidak mengunjungi mesjid, dan semakin lama himbauan ini berlalu, maka semakin terbiasa para muslim menjauhi tempat ibadah ini, dan semakin lama juga Arab Saudi melarang calon haji dan calon peserta umroh menolak warga Indonesia. 

Jangan lupakan, bahwa Dana haji sudah banyak dipakai oleh negara untuk membayar hutang. 

Saya mencurigai, kesempatan dalam 'mengatasi' penyebaran corona ini, dipakai oleh pihak-pihak yang sangat bernafsu 'mengkerdilkan dan meniadakan' muslim dan umat beragama lain, melalui himbauan untuk menjauhi tempat ibadah mereka, yang akhirnya perlahan terlaksana, tanpa ada perlawanan. 

Selama ini salah satu kekuatan Islam yang paling ditakuti oleh musuh-musuh Islam adalah kekuatan umat islam dalam jema'ah. Bahkan Israel sangat takutnya pada umat Islam jika sholat subuh mesjid penuh seperti sholat Jum'at. 

Tidak melarang umat muslim untuk beribadat, dan menyarankan beribadat hanya di rumah, adalah basa basi kosong sebagai penyedap di tengah-tengah hujatan yang datang bagai gelombang tsunami. 

Jika strategi corona ini berhasil membuat umat meninggalkan mesjid, maka siap-siaplah untuk 'say good by' pada imanmu dan ucapkan selamat datang pada segala kemungkaran. 

Kedua, dari sisi sosial dan budaya manusia Indonesia yang saling mengasihi dan bekerjasama. Semakin lama dan semakin meluasnya virus corona ini, maka semakin lama dan meluas juga pembatasan sosial, artinya kita sudah dibiasakan dengan mengurus urusan diri sendiri. Dan pada akhirnya situasi 'elu, gue, I don't care'

Ketiga, sisi ekonomi. Kita sudah merasakan bukan, dampak dari pembatasan sosial beberapa bulan belakangan? Rakyat Indonesia yang tanahnya kaya raya ini menjadi miskin. Hidup dari 'belas kasihan pemerintah'! 

Satu sisi pasar tradisional 'diusahakan' untuk tutup, karena tidak memenuhi standar protokoler mengatasi corona, sementara di sisi lain, secara 'tidak langsung' kita diarahkan untuk mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya ke pusat-pusat perbelanjaan besar, karena 'mengikuti aturan protokoler mengatasi penyebaran corona'. 

Ketika saat itu tiba, kita akan mengatakan ayah tiri kita (saya menyebutnya demikian), yang telah merampas, merampok rumah kita, memperkosa ibu dan menguasai rumah kita, dan sukses mengacak-acak kedamaian bersaudara, itu sangat baik, karena dia telah memberi kita sebungkus mie instant, saat kita lapar. 

Siapakah pemilik pusat-pusat perbelanjaan itu?! 

Keempat, dalam kondisi seperti sekarang ini, kita giat belanja online. Kita sudah diajarkan, akhirnya akan terbiasa dan akhirnya menjadi kebutuhan menggunakan uang digital. Setiap belanja kita akan membuka aplikasi, setiap membuka aplikasi kita membutuhkan kuota. 

Saya tidak akan membicarakan mengenai kuota internet dan aplikasi, tapi Saya akan berbicara akibat dari pemanfaatan uang digital. Kita tidak lagi memegang uang tunai. Bisakah kita belanja dengan anak yatim, orang tua ringkih, atau janda kumal di pasar atau pinggir jalan tanpa uang tunai? Sedangkan mereka juga butuh kehidupan? Karena itu saya #menolakuangdigital

Kita sekarang, dan situasi ekonomi dan corona saat ini, sudah perlahan di arahkan untuk bisa dikuasai secara ekonomi, sosial, agama dan idiologi, ke arah 'one world, one rule'. 

Jika kita lalai, kita lemah, dan gampang masuk dalam situasi yang ingin mereka ciptakan. 

Lawan situasi dengan memperkuat imun tubuh anda dan kampanyekan pada seluruh keluarga besar anda. Usahakan jauhi obat-obat modern, dan kembali pada manfaat alami tumbuhan di sekitar kita. 

Saya bukan ahli, saya juga bukan orang akademisi, saya hanya tukang seduh kopi, jadi pendapat ini hanyalah dari sisi TUKANG KOPI. 

***

Bagus SLE, barista — sastrawan 

Tags
  • KENZO CELL

Berita Terkini