Berita Terkini

Bengkulu Utara, Penarafflesia.com - Perekonomian yang maju dan sejahtera berlandaskan akses jalan serta transportasi yang memadai harus menjadi prioritas utama. Namun tidak untuk Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara. Petani Lebong Tandai mengeluh jauh dari kata merdeka.
Hal ini disampaikan salah seorang warga mengeluh dengan keadaan seperti sekarang ini.
"Hasil perkebunan yang melimpah ruah, namun seperti hilang seketika, dengan kondisi jalan darat yang hancur dan darurat, serta jalan rel molek yang tak mungkin mampu mengangkut hasil pertanian masyarakat kami" ungkapnya, Kamis (30/1/25).
Harga dari hasil pertanian sudah cukup lumayan, namun akses untuk mengeluarkan hasil tersebut sungguh sangat memakan waktu seperti sia-sia.
"Kami masyarakat sangat berharap kepada pihak dinas OPD yang berwenang supaya bisa mendengarkan keluhan hati dan batin kami. Kami masyarakat Lebong Tandai yang mayoritas disini banyak menopang hidup dipertanian. Namun dengan akses transportasi yang tak mungkin bisa di lewati seperti sekarang ini, perekonomian kami masyarakat semakin hari kian menurun," tegasnya lagi.
Kepala desa Lebong Tandai, Supriadi, juga membenarkan, "memang benar pendapatan sehari-hari masyarakat kami sebagian besar petani dan perkebunan. Namum terkendala oleh transportasi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selain sabar dan berharap kepada pihak-pihak yang berwenang bisa memenuhi keinginan masyarakat umum," terang Kades.
Ia menegaskan bahwa hasil pertanian seperti sawit sekarang sudah meningkat namun perekonomian semakin terpuruk akibat akses untuk mengeluarkan hasil petani baik sawit kopi dan lain-lainnya. Susah untuk mengakut hasil pertanian tersebut.
"Kondisi lewat darat jalan yang sangat rusak parah dan sulit untuk dilalui dengan beban berat, ada rel molek peninggalan jaman dahulu kala. idak akan mampu untuk menopang beban yang begitu berat. Semoga kedepannya, baik pemerintah daerah maupun propinsi dapat mendengar jeritan para petani Desa Lebong Tandai ini," akhir Kades.
Pewarta: Redy