Berita Terkini


Di sebuah rumah tangga yang sederhana, hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari dua orang anak, seorang ayah, dan seorang ibu. Kedua orang tua bekerja keras untuk menyokong kehidupan keluarga mereka.
Suatu hari, kejadian tak terduga mengguncang ketenangan keluarga ini. Istri pulang lebih awal dari kantor tanpa memberi tahu suaminya. Saat ia tiba di rumah, kejutan yang tak terduga menanti: suaminya terlibat dalam hubungan intim dengan seorang wanita di kamar mereka. Keterkejutan dan kekecewaan tergambar jelas di wajah sang istri.
Meskipun peristiwa itu membuat terkejut, istri memilih jalan kedamaian. Suami dengan tulus meminta maaf, dan istri memberinya pengampunan. Proses pemulihan dimulai, dan suami berjanji untuk memperbaiki sikapnya. Ia benar-benar menyesal dan berkomitmen untuk menjadi suami yang lebih baik.
Berlalu waktu, dan hubungan pasangan ini membaik. Namun, ada perubahan yang mencolok pada perilaku istri. Setiap malam, sebelum tidur, ia rutin mengganti sprei tempat tidurnya. Kebiasaan ini berlangsung lebih dari sepuluh tahun tanpa ada yang mengetahui alasannya.
Ketika anak-anak mereka telah tumbuh dewasa, lulus kuliah, dan memasuki dunia pekerjaan, sebuah kenyataan pahit menghampiri. Sang istri, tanpa memberikan tanda atau pemberitahuan sebelumnya, meninggalkan rumah dengan meninggalkan surat cerai di meja. Suami terkejut dan bingung, merasa tidak menyangka bahwa pernikahan mereka yang tampaknya sudah pulih memiliki luka yang belum sembuh.
Ternyata, sang istri selama ini menjalani pernikahan hanya untuk menjaga dan melindungi anak-anak mereka. Meskipun penuh rasa sakit dan kecewa terhadap suaminya, ia memilih untuk menahan perasaannya agar anak-anaknya tidak menjadi korban perceraian.
Surat cerai yang ditinggalkannya membawa beban berat rasa penyesalan dan kepahitan. Meski telah berpuluh tahun, rasa sakit itu tetap tertanam dalam hatinya, dipendam untuk melindungi anak-anaknya. Kisah ini menjadi cermin bagi kita tentang kompleksitas hubungan manusia, ketabahan seorang ibu, dan beban yang tak terungkap di balik senyumnya.
***
Utami Dameta, cerpenis pegiat sosial media.