Berita Terkini


Di sebuah desa yang rimbun dengan pepohonan dan suara burung yang merdu, terdapat Hutan Desa, tempat di mana warga desa berkumpul untuk membahas keputusan bersama. Desa ini dikenal sebagai tempat harmoni di antara perbedaan politik.
Desa Hutan Desa memiliki dua kelompok politik yang cukup berbeda pendapat, namun tetap menjunjung tinggi nilai kerukunan dan kerjasama. Di satu sisi, ada kelompok "Pelindung Alam" yang lebih fokus pada keberlanjutan lingkungan. Di sisi lain, terdapat kelompok "Inovator Desa" yang lebih memprioritaskan perkembangan ekonomi.
Meskipun pandangan mereka berbeda, warga desa selalu berkumpul di bawah pohon besar di tengah Hutan Desa untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Kedamaian selalu menjadi pedoman utama mereka.
Pada suatu hari, ketegangan meningkat ketika kelompok "Pelindung Alam" khawatir akan pengembangan ekonomi yang berlebihan, sementara kelompok "Inovator Desa" merasa perlu untuk membuka peluang baru. Namun, kepala desa, Pak Surya, seorang tokoh bijak dan penuh kedamaian, mengajak kedua kelompok tersebut berdialog.
Pak Surya mengajak mereka untuk berbicara, mendengarkan, dan mencari solusi bersama. Setiap warga desa memiliki hak untuk dihormati, dan keberlanjutan lingkungan serta pertumbuhan ekonomi bukanlah pilihan eksklusif. Dalam suasana kekeluargaan, warga desa merundingkan ide-ide cemerlang yang menyatukan kedua pandangan.
Mereka sepakat untuk menciptakan program yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara bertanggung jawab. Sebuah inovasi baru muncul, di mana warga desa memanfaatkan kekayaan alam mereka sambil tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
Pesan damai dari Hutan Desa menyebar ke desa-desa tetangga. Di tengah perbedaan politik, mereka belajar bahwa dialog, penghargaan, dan kerja sama adalah kunci menuju harmoni yang abadi. Hutan Desa menjadi simbol damai di mana politik bukanlah sumber perpecahan, tetapi jalan menuju kesejahteraan bersama.
***
Septa, penulis adalah mahasiswa UNRAS Bengkulu Utara.