1 Dekade Kota Bengkulu Penyumbang Tertinggi Kemiskinan di Provinsi Bengkulu
Oleh : Beni Ardiansyah , S.IP
Menjadi pertanyaan penting mengapa Kota Bengkulu dalam 10 tahun terakhir terus-menerus menjadi penyumbang angka kemiskinan terbesar yang ada di Provinsi Bengkulu, ini tentu lepas dari seberapa optimal peran Walikota dan Wakil Walikota dalam mengupayakan penurunan angka kemiskinan Kota Bengkulu.
Dalam kurun 10 tahun terakhir ibu kota provinsi ini di pimpin oleh Bapak Helmi Hasan, dengan tema yang didengungkan "Religius dan Bahagia Kota Bengkulu Menginpirasi Nusantara" dan sepertinya tema ini masih jauh harapan terhadap pengentasan kemiskinan yang ada di Kota Bengkulu karena, 10 tahun terakhir kota Bengkulu masih menjadi wilayah penyumbang angka kemiskinan terbesar di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan data BPS pada tahun 2023 jumlah masyarakat miskin di Provinsi Bengkulu sebanyak 288 ribu jiwa dan 56 ribu jiwa masyarakat miskinnya ada di Kota Bengkulu atau 19% orang miskin di Provinsi Bengkulu ada di ibu kota provinsi ini.
Data kemiskinan ini menunjukkan bagaimana korelasi program-program yang dibuat tidak dapat menyentuh masalah yang ada di Kota Bengkulu terutama dalam pengentasan angka kemiskinan, ini soal keberpihakan kepala daerah terhadap rakyatnya.
Beberapa tahun di saat wabah COVID 19 pemerintah Kota Bengkulu menghabiskan miliyaran uang untuk membeli dan membagikan mie istan kepada rakyatnya secara gratis namun program itu sebenarnya hanya kamuflase keberpihakan karena uang miliyaran tersebut tidak tersebar di masyarakat Kota Bengkulu akan tetapi uang tersebut masuk ke dalam segelintir orang pengusaha yang ada di Jakarta.
Kelau memang ada keberpihakan kenapa tidak bersinergi secara masif antar wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu misalnya membeli cabe yang ada di Kabupaten Rejang Lebong atau dapat membeli ikan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, disaat masyarakat membutuhkan pengobatan keuangan untuk berjalanya ekonomi kecil dampak di saat pandemi COVID 19, uang negara malah disalurkan keluar wilayah Provinsi ini, dimana letak keberpihakannya.
Dari apa yang beliau lakukan selama ini di Kota Bengkulu saya belum merasakan adanya visi besar untuk Kota Bengkulu apalagi untuk Provinsi Bengkulu. Kalau sekarang beliau yang mengajukan diri untuk memimpin Provinsi Bengkulu yang katanya akan mengadopsi program yang dulu pernah dibuat di Kota Bengkulu saya rasa itu hanya “omong besar” untuk membuat Provinsi Bengkulu lebih maju.
Faktanya 10 tahun beliau memimpin Kota Bengkulu, kota yang kita cintai ini masih masuk ke dalam salah 1 (satu) dari 7 (tujuh) Kota termiskin di Indonesia yakni diantaranya :
1. Pertama Kota TuaI terletak di selatan Provinsi Maluku, memiliki penduduk sekitar 91.000 jiwa dengan persentase penduduk miskin mencapai 20,68%.
2. Kota Kedua Subulussalam berada di Provinsi Aceh, memiliki populasi sekitar 103.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 16,41%.
3. Kota Ketiga Gunung Sitoli terletak di Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Kota ini memiliki sekitar 138.000 penduduk dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,78%.
4. Keempat Ibu kota Provinsi Bengkulu ini memiliki populasi sekitar 390.000 jiwa penduduk dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,71%.
5. Kota Kelima Sabang, yang terletak di ujung barat Indonesia Provinsi Aceh. Kota ini memiliki sekitar 44.000 penduduk dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,51%.
6. Keenam Kota Sorong, di Provinsi Papua Barat, memiliki sekitar 285.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,41%.
7. Ketujuh Kota Lubuk Linggau, di Provinsi Sumatera Selatan, memiliki sekitar 242.000 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 12,65%.
Kalau dilihat dari fakta diatas yang telah kita jabarkan baik secara nasional atau secara tingkatan di Provinsi Bengkulu saya rasa Hasan kita belum pantas meletakan beban berat ini kepada beliau mantan Walikota Bengkulu 2 Periode, Saya ingin mengajak masyarakat Bengkulu untuk dapat menyampaikan harapan ini kepada yang lebih pantas untuk memimpin Provinsi Bengkulu 5 (lima) tahun kedepan.