Berita Terkini



Mukomuko, Penarafflesia.com, Curah hujan tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Mukomuko beberapa hari ini, mengakibatkan banyak titik di wilayah Kabupaten Mukomuko mengalami banjir.
Yang terparah dialami desa Pulai Makmur, desa Air Buluh di Kecamatan Ipuh, kemudian desa Talang Rio di Kecamatan Air Rami.
Musibah ini mendapat sorotan dari berbagai masyarakat, termasuk penggiat sosial Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) KRM, Junaidi S.Ip.
“Mengapa daerah tersebut apabila turun hujan dengan intensitas tinggi, langsung banjir, tidak seperti puluhan tahun sebelumnya yang menurut data kita, tidak terjadi separah sekarang ini,” sebutnya, Jum’at (2/9/22).
Lanjutnya Junaidi menduga, banjir yang terjadi di desa Talang Rio, karena aktifitas dari dua perusahaan kelapa sawit besar, yaitu PT DDP dan PT Alno Pangeran yang berada di hulu sungai Air Rami.
“Kita bisa lihat bagaimana Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di perkebunan itu dibabat habis sampai pinggir sungai,” ungkapnya.
Belum lagi, kata Junaidi, wilayah Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang telah gundul dan berubah menjadi kebun sawit, yang disinyalir dimiliki oleh oknum pemodal kuat dan beberapa oknum pejabat.
Ditambah lagi pembalakan ilegal logging yang masih terjadi.
“Ini juga dikarenakan lemahnya, bahkan bisa dikatakan tidak ada sama sekali tindakan hukum bagi perambah HPT di kabupaten Mukomuko oleh Aparat Penegak Hukum (APH) setempat,” tegasnya.
Ditempat berbeda, Ditempat berbeda, anggota LSM Projamin, Nurul Huda Muhtar mengatakan, untuk desa Air Buluh, di hulu desa tersebut ada perusahaan PT Agro Muko dan PT DDP.
Ia mengatakan, masyarakat desa Air Buluh sering melakukan aksi protes terhadap PT Agro Muko tentang DAS, tetapi tidak ada tanggapan hingga hari ini.
“Jadinya masyarakat kena imbas, pemimpin kita udah buta semua,” ujarnya.
Selain itu, untuk sungai Batang Muar, banjir di desa Pulai Makmur di atas hulu desa tersebut ada PT Air Ikan Estate yang membuka lahan puluhan ribu hektar.
Kediaman Anggota Dewan Provinsi
Wilayah DAS nya terancam, di tambah lagi HPT yang sudah gundul.
“Yang memiliki HPT adalah pemodal besar, bahkan info yang beredar, ada salah satu oknum anggota DPRD,” tambahnya.
Dirinya meminta, agar hal ini menjadi perhatian bersama. Karena banjir tidak akan terjadi secepat dan sebesar saat ini jika tidak ada peyebab.
“Padahal di desa Pulai Makmur itu ada rumah anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Badrun Hasani,” pungkasnya. (Dnex)