Berita Terkini

Bengkulu Selatan – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu Selatan menyoroti kebijakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang dinilai lebih mengutamakan kepentingan transportasi dibandingkan kebutuhan masyarakat, khususnya terkait kesejahteraan pengurus masjid.
Dalam pernyataannya, IMM menekankan bahwa takmir masjid atau pengurus masjid memiliki peran penting dalam memakmurkan rumah ibadah. Mereka tidak hanya mengurus ibadah, tetapi juga menjaga kebersihan, administrasi, serta menghidupkan kegiatan pendidikan dan sosial keagamaan.
“Masjid seharusnya menjadi pusat kemakmuran umat. Selain tempat ibadah, masjid bisa menjadi pusat TPQ, pembelajaran bahasa Arab, seni baca Al-Quran, hingga kegiatan sosial dan ekonomi umat,” kata Fajri, Ketua Bidang Kader IMM Bengkulu Selatan.
IMM menilai insentif bagi pengurus masjid merupakan hal wajar dan sah menurut undang-undang, sebagai bentuk penghargaan negara atas pengabdian mereka. Oleh karena itu, IMM berkomitmen memperjuangkan hak pengurus masjid agar insentif tersebut benar-benar terealisasi.
“Bagaimana kita bisa menjadi daerah maju jika nilai moral politisi kita bobrok dan tidak memikirkan nasib guru agama, penceramah, serta pengurus masjid? Mereka justru lebih fokus pada kepentingan pribadi,” tegas Fajri.
IMM juga mempertanyakan keputusan DPRD Bengkulu Selatan terkait pengadaan mobil dinas baru setiap tahun. Menurut mereka, mobil lama masih layak digunakan sehingga anggaran seharusnya bisa dialihkan untuk kepentingan yang lebih mendesak, seperti kesejahteraan pengurus masjid.
“Apakah Bengkulu Selatan tidak punya mobil dinas yang bisa dipakai lebih lama? Kami rasa masih layak. Jadi, tidak ada alasan untuk mengganti setiap tahun, sementara kebutuhan masyarakat diabaikan,” tambah Fajri.
IMM Bengkulu Selatan berharap DPRD dan pemerintah daerah lebih bijak dalam menentukan prioritas anggaran, agar benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat luas, terutama dalam mendukung syiar Islam dan memakmurkan masjid. (Yusuf)